Sawo
Sawo manila (Manilkara zapota)
adalah pohon buah
yang berumur panjang. Pohon dan buahnya dikenal dengan beberapa nama seperti sawo
(Ind., Jw.), sauh atau sauh manila,
atau ciku (Mly.).
Nama-namanya dalam berbagai bahasa: tsiko
(Filipina), ciku (Malaysia), chikoo atau sapota
(India), sofeda (Bangladesh), xa pô chê atau hồng
xiêm (Vietnam), rata-mi (Sri Lanka), lamoot (ละมุด) di Thailand, Laos
dan Kamboja, níspero (Venezuela), sugardilly (Kep. Bahama), naseberry (Hindia Barat), sapote (Nicaragua), sapoti (Brasil), sapotillier (bahasa Perancis) dan sapodilla (bahasa Inggris).
Pohon yang besar dan rindang, dapat tumbuh hingga
setinggi 30-40 m. Bercabang rendah, batang sawo manila
berkulit kasar abu-abu kehitaman sampai coklat tua. Seluruh bagiannya
mengandung lateks, getah berwarna putih susu yang
kental.
Daun tunggal, terletak berseling, sering
mengumpul pada ujung ranting. Helai daun bertepi rata, sedikit berbulu, hijau
tua mengkilap, bentuk bundar-telur jorong sampai agak lanset, 1,5-7 x 3,5-15 cm, pangkal dan ujungnya bentuk baji,
bertangkai 1-3,5 cm, tulang daun utama menonjol di sisi sebelah bawah.
Bunga-bunga tunggal terletak di ketiak daun dekat
ujung ranting, bertangkai 1-2 cm, kerapkali menggantung, diameter bunga s/d 1,5
cm, sisi luarnya berbulu kecoklatan, berbilangan 6. Kelopak biasanya tersusun
dalam dua lingkaran; mahkota bentuk genta, putih, berbagi sampai setengah
panjang tabung.
Buah buni bertangkai pendek, bulat, bulat telur
atau jorong, 3-6 x 3-8 cm, coklat kemerahan sampai kekuningan di luarnya dengan
sisik-sisik kasar coklat yang mudah mengelupas, sering dengan sisa tangkai
putik yang mengering di ujungnya. Berkulit tipis, dengan daging buah yang
lembut dan kadang-kadang memasir, coklat kemerahan sampai kekuningan, manis dan
mengandung banyak sari buah. Berbiji sampai 12 butir, namun kebanyakan kurang
dari 6, lonjong pipih, hitam atau kecoklatan mengkilap, panjang lk. 2 cm,
keping biji berwarna putih lilin.
Kegunaan :
Sawo manila merupakan buah yang sangat populer di
Asia Tenggara. Wilayah ini adalah produsen
dan sekaligus konsumen utama buah ini di dunia. Sawo disukai terutama karena
rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut.
Kebanyakan buah sawo manila dimakan dalam keadaan
segar. Akan tetapi sawo dapat pula diolah menjadi serbat (sherbet),
dicampurkan ke dalam es krim, atau
dijadikan selai. Sari buah sawo dapat dipekatkan
menjadi sirup, atau difermentasi menjadi anggur atau cuka.
Getah pohon sawo disadap di Amerika, dikentalkan menjadi chicle
yang merupakan bahan permen karet
alami. Getah ini juga diolah menjadi aneka bahan baku industri sebagai pengganti getah perca dan bahan penambal gigi.
Kayu sawo berkualitas bagus, tergolong kayu keras
dan berat, dengan tekstur halus dan pola warna yang menarik. Kayu ini terutama
disukai sebagai bahan perabot dan ukir-ukiran,
termasuk untuk pembuatan patung, karena sifatnya
yang mudah dikerjakan dan mudah dipelitur dengan hasil yang baik. Kayu sawo
memiliki keawetan yang baik, tahan terhadap serangan jamur
dan serangga. Kayu ini juga merupakan favorit
anak-anak di Jawa untuk membuat gasing.
Kulit kayunya menghasilkan tanin, yang secara
tradisional digunakan nelayan sebagai bahan pencelup (ubar) layar dan alat
pancing. Beberapa bagian pohon sawo juga digunakan sebagai bahan obat
tradisional untuk mengatasi diare (tanin), demam (tanin dan biji), dan bahan
bedak untuk memulihkan tubuh sehabis bersalin (bunga).
Ekologi
dan pemanenan
Sawo manila banyak ditanam di daerah dataran
rendah, meski dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian sekitar 2500 m dpl.
Pohon sawo tahan terhadap kekeringan, salinitas yang agak tinggi, dan tiupan
angin keras. Tanah yang paling cocok adalah tanah lempung berpasir yang subur
dan berpengairan baik.
Sawo dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun,
akan tetapi pada umumnya terdapat satu atau dua musim berbuah puncak. Di Thailand, musim puncak ini berkisar antara
bulan September hingga Desember, sedangkan di Filipina antara Desember – Februari.
Di India, buah akan matang
pada umur sekitar 29 minggu. Buah ini biasanya dipanen dengan hati-hati dari
tangkainya, ditaruh di atas tanah atau direndam air agar getahnya habis keluar,
lalu dicuci dan digosok kulitnya untuk membuang sisik-sisik di bagian luar.
Buah yang baru dipetik itu masih keras, dan perlu
disimpan 3-7 hari agar menjadi masak dan lunak, sehingga enak dimakan. Buah
yang diperdagangkan biasanya masak dalam perjalanannya ke pasar atau sampai ke
pembeli. Penyimpanan dalam suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan buah
sawo.
Asal
usul dan Penyebaran
Tanaman ini diperkirakan berasal dari daerah Guatemala, Meksiko dan Hindia Barat. Para penjajah bangsa Spanyol membawanya dari Meksiko ke Filipina, dan kemungkinan dari sana menyebar ke Asia
Tenggara.
Kini sawo manila telah ditanam di banyak daerah
tropis di dunia. Koleksi plasma nutfah
sawo manila terdapat di Los Banos (Filipina), Queensland (Australia), India, Kuba,
Brasil, Kosta Rika, Florida dan Hawaii (Amerika Serikat) dan beberapa negara lain.
( sumber : Wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar